Sebelum manusia pertama menginjakkan kaki di Benua Australia sekitar 40.000 tahun lalu
, beraneka ragam hewan berkantung berukuran besar pernah hidup di sana. Salah satu yang terbesar ialah Diprotodon. Hewan berkantung yang satu ini diperkirakan ukurannya sebesar seekor Kuda Nil dewasa. Dilihat dari bentuk morfologinya, ia terlihat mirip seperti seekor Wombat – spesies hewan berkantung Australia – namun berukuran raksasa. Sama seperti kebanyakan hewan-hewan berkantung lainnya, Diprotodon juga mengkonsumsi dedaunan sebagai makanan utamanya. Meskipun mereka bukanlah hewan yang memiliki pergerakan gesit seperti Kanguru, namun ukuran badannya yang besar dan kuat membuat para predator sangat sulit untuk menaklukannya.
Moropus
Ketika para ilmuwan menemukan fosil Moropus untuk pertamakalinya, mereka seakan sulit mempercayai bentuk morfologi dari makhluk yang satu ini. Hewan purba dengan bentuk kepala menyerupai kepala kuda ini benar-benar memiliki bentuk tubuh yang aneh. Para Ilmuwan mendeskripsikannya sebagai “campuran” dari tiga binatang, yaitu Kuda, Jerapah kerdil, dan Beruang. Kepalanya yang mirip kuda serta badannya yang menyerupai badan seekor beruang dihubungkan oleh leher yang lumayan panjang bak leher jerapah kerdil. Dengan kuku-kukunya yang panjang nan tajam, serta kemampuan berlari dengan baik tentunya ia memiliki pertahanan diri yang baik untuk menghindari para predator. Moropus hidup di wilayah Asia selatan dan barat sekitar 12.000 tahun lalu.
Ambulocetus
Inilah salah satu makhluk purba yang banyak diklaim para penganut Neo-Darwinisme sebagai bukti kuat periode transisi spesies makhluk laut ke darat. Ambulocetus, hewan purba dengan perawakan mirip campuran nenek moyang paus dan berang-berang hidup di wilayah yang kini disebut sebagai Pakistan modern sekitar 50 juta tahun lalu. Panjang tubuh seekor Ambulotecetus dewasa diperkirakan sekitar 12 kaki. Bentuk kepalanya besar dengan rahang yang panjang. Gigi-gigi tajamnya didesain untuk menangkap dan mencengkram mangsanya. Didalam air, ia dapat bergerak dengan gesit berkat bantuan ekornya yang digunakan sebagai “motor” bagi tubuhnya.
Lystrosaurus
Sebelum kemunculan Dinosaurus, kehidupan makhluk di Bumi pernah diramaikan oleh beberapa hewan aneh yang menyerupai reptil. Salah satunya ialah Lystrosaurus. Hewan purba yang cukup menarik karena bentuk tubuhnya yang aneh ini hidup di habitat berawa-rawa, namun ia juga tidak masalah jika harus terpaksa mendiami tempat-tempat yang tergolong kering. Lystrosaurus diperkirakan mendiami bumi sekitar 230 juta tahun yang lalu.
Phorusrhacos
Sekitar 20 juta tahun yang lalu, Amerika selatan merupakan daratan yang memiliki begitu banyak variasi spesies burung dan mamalia. Salah satunya yang cukup terkenal ialah spesies burung karnivora bernama Phorusrhacos. Ia adalah spesies burung yang tidak dapat terbang. Tinggi badannya bisa mencapai 10 kaki (3 meter). Meskipun tidak dapat terbang, mereka ialah pelari-pelari cepat. Ini menjadikan Phorusrhacos dapat dengan mudah untuk menangkap mangsanya. Spesies Phorusrhacos diperkirakan eksis hingga 3 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan memperkirakan kepunahan Phorusrhacos disebabkan oleh munculnya beberapa predator lain yang bermigrasi dari Amrika Utara ke Selatan setelah keduanya dihubungkan oleh daratan Amerika tengah yang muncul ke daratan.
Mammoth
Saya yakin pasti kawan-kawan sudah tidak asing lagi dengan hewan legendaris yang satu ini. Mammoth merupakan salah satu hewan purba yang begitu populer. Fisiknya menyerupai gajah namun memiliki bulu lebat disekujur tubuhnya. Perawakannya yang besar serta tambahan “senjata” berupa gading yang begitu panjang membuatnya begitu sulit untuk ditaklukkan predator manapun. Lukisan-lukisan yang di goreskan pada dinding-dinding gua oleh para manusia purba banyak menggambarkan betapa sulitnya hewan ini untuk ditaklukkan oleh mereka. Mammoth merupakan hewan yang mendiami sekitar pulau Wrangel di pesisir utara Siberia. Banyak Ilmuwan percaya, generasi terakhir Mammoth masih dapat dijumpai sekitar 4000 tahun yang lalu saat konstruksi piramida Khufu di Giza, Mesir telah selesai dibangun.
Sabertooth
Inilah hewan purba yang bagi saya paling mempesona, Harimau Gigi Pedang. Mereka merupakan salah satu hewan zaman es yang begitu terkenal. Salah satu predator terganas nan mematikan yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Harimau Gigi Pedang mendiami wilayah barat Amerika Serikat pada akhir zaman es, tetapi mereka juga tersebar beberapa wilayah Amerika Utara lainnya serta beberapa berdiam di wilayah Amerika Selatan.
Diketahui, terdapat dua Genus dari hewan ini, yaitu Genus Smilodon dan Genus Homotherium. Pada umumnya jenis dari Genus Smilidon panjang taringnya bisa mencapai lebih dari 18 centimeter, sedangkan untuk genus Homotherium memiliki panjang taring sekitar 10 centimeter. Hewan ini memburu kuda, banteng, antelope sebagai makanannya
Triceratops
Triceratops berarti muka bertanduk tiga dalam bahasa Yunani. Hewan ini memiliki cula sepanjang 1 m sebanyak 2 buah di atas matanya, dan satu lagi lebih pendek dibagian atas hidungnya. Hal yang paling membedakan hewan ini dari hewan yang lain adalah tulang tengkoraknya yang mampu berkembang sepanjang 2m, hampir sepertiga panjang tubuhnya. Fosil hewan ini ditemukan di Benua Amerika. Hewan ini diperkirakan tidak berkelompok dan individual. Tanduknya berfungsi sebagai kedudukannya terhadap triceratops lain seperti halnya rusa saat ini (courtship). Hewan ini menjadi objek penelitian yang cukup banyak digemari oleh para ilmuwan karena banyaknya fosil yang ditemukan.
Velociraptor
Velociraptor berarti pencuri berkecepatan tinggi (speedy thief). Memiliki 30 gigi yang panjang dan tajam, paruh yang datar, dan leher membentuk seperti huruf “s”. Bergerak dengan kedua tungkai (kaki) nya yang kuat, dan berukuran kecil, hewan ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan cheetah. Akan tetapi, raptor seringkali berburu dalam kelompok yang terdiri dari 3-10 ekor raptor. Ciri khas lain dari raptor (selain kedua tungkainya yang kuat) adalah kapasitas otaknya yang diperkirakan memiliki kemampuan yang sama dengan simpanse (mampu berkomunikasi dengan sesama raptor melalui suara-suara yang spesifik). Kecepatan larinya mencapai 40 mil per jam. Fosil Velociraptor ditemukan di Rusia, Mongolia, dan China.
Pterodactyl
Pterodactyl berasal dari bahasa Yunani yang berarti kadal yang bersayap (winged lizard). Hewan ini terkenal dengan paruhnya yang panjang dan bentangan sayapnya yang lebar (mencapai lebih dari 10 m). Peneliti dari Ohio University menemukan ada satu bagian otak yang membedakan hewan ini dengan hewan vertebrata lainnya. Flocculi. Proporsi flocculi didalam otak pterosaurus mencapai 7,5%, dan rata-rata vertebrata hanya memiliki 1-2% flocculi didalam otaknya. Flocculi ini menyebabkan penglihatan pterosaurus menjadi jauh lebih baik. Namun proporsi yang besar ini lebih disebabkan oleh bentangan sayapnya yang lebar, karena selain berhubungan dengan otot mata, flocculi juga berhubungan erat dengan kerja syaraf sensorik.
Smilodon
Smilodon atau yang dikenal dengan sebutan sabre-tooth cat berasal dari bahasa Yunani yang artinya gigi pahat, ditemukan di Benua Amerika. Ciri khas dari hewan ini adalah gigi taring atas yang panjang (17 cm). Smilodon berburu dalam kelompok seperti halnya singa saat ini. Akan tetapi, kelompok tersebut tidak didominasi oleh pejantan, karena ukuran tubuhnya yang sama dengan betina. Gigi taring yang panjang tersebut tidak digunakan untuk memikat pasangan, jadi kehidupan sosial hewan ini belum banyak diketahui. Smilodon memiliki tubuh yang lebih menyerupai beruang karena bulunya menyerupai beruang, dan bagian perut yang lebar dan pendek.
Temnodontosaurus
Temnodontosaurus merupakan pemangsa bawah laut yang memiliki stamina berenang yang menakjubkan, yang membuatnya mampu berenang hingga ke dasar laut untuk mencari mangsa. Fosilnya ditemukan di Perairan Inggris dan Jerman. Ciri khas dari hewan ini adalah matanya yang besar, 20 cm. Hewan ini mirip dengan lumba-lumba saat ini, karena paruhnya yang panjang dan sirip yang datar.
Tyrannosaurus
Tyrannosaurus rex dalam bahsa yunani berarti raja kadal yang kejam. Sama seperti raptor, T-rex bertungkai dua, leher menyerupai huruf “s”, dan memiliki ekor sebagai penyeimbang gerakannya. T-rex memiliki tulang tengkorak yang besar (1,5 m) yang dikelilingi jaringan-jaringan otot yang kuat sehingga membuatnya mampu dengan mudah mengunyah mangsanya. Hewan ini ditemukan di Benua Amerika dan Benua Asia (Tarbosaurus). Lengan hewan ini terbilang cukup kecil, hanya sepanjang 1 m dan belum ditemukan fungsi sebenarnya dari lengan ini. Penelitian terbaru (April 2008) mengatakan bahwa T-rex memiliki kekerabatan dengan bangsa unggas, aligator, dan burung unta. Walaupun tubuhnya cukup besar, T-rex memiliki otot-otot yang banyak yang memungkinkannya berlari dengan kecepatan 40-70 km/h. Kemampuan lain dari hewan ini adalah mampu mencium bebauan dari jarak yang jauh yang mampu dibandingkan dengan burung pemakan bangkai saat ini. Hingga saat ini masih menjadi perdebatan apakah T-rex sebenarnya pemakan bangkai atau hewan yang berburu.
Coelacanth
Coelacanth yg berasal dari bahasa Yunani yg berarti hollow spine (duri/tulang punggung yang berlekuk) diperkirakan sudah punah semenjak zaman cretaceous. Namun penemuan mengejutkan terus berdatangan seiring ditemukannya hewan ini di perairan Tanzania, Madagascar, Kenya, dan Indonesia, tepatnya Taman Laut Nasional Bunaken (mantab bro!). Walaupun hewan ini mati setelah ditangkap nelayan, diyakini hewan ini masih ada dan hidup di perairan dalam (>700 m). Coelacanth termasuk salah satu fosil hidup karena nyaris tidak mengalami perubahan secara signifikan pada fisik hewan ini dari masa ke masa.
Montealtosuchus arrudacamposi
Buaya dikenal sebagai hewan prasejarah yang masih bertahan tanpa mengalami perubahan struktur tubuh selama jutaan tahun. Namun, sejak kapan buaya mulai beradaptasi hidup di dua alam masih menjadi misteri sains yang belum terpecahkan.
Mata rantai evolusi buaya yang terputus itu sedikit terjalin dengan ditemukannya fosil reptil mirip buaya di Brasil. Fosil predator yang memiliki panjang sekitar 1,7 meter itu berumur 80 juta tahun atau berasal dari Periode Cretaceous Akhir.
"Ini penting bagi sains karena spesimen tersebut secara teori merupakan penyambung antara buaya primitif yang hidup antara 80-85 juta tahun lalu dan spesies buaya modern," kata Ismar de Souza Carvalho dari Universitas Federal Rio de Janiero, Brasil, Kamis (31/1) lalu.
Spesies tersebut diberi nama Montealtosuchus arrudacamposi yang diam,bil dari nama tempat ditemukannya, Monte Alto, di Sao Paulo, dan nama ilmuwan lokal yang menggalinya pertama kali tahun 2004, Arruda Campos. Hewan tersebut memiliki struktur tubuh mirip buaya, namun moncongnya lebih panjang dan hidup sepenuhnya sebagai predator di darat
Seismosaurus
Pada jaman Jurassic, Amerika Utara sangat dekat dengan Eropa. Tidak ada Amerika Tengah sebagai penghubung antara Amerika Utara dan Amerika Selatan. Iklim saat itu sangat hangat, sehingga tidak ada es di Kanada dan Alaska. Hutan tumbuh lebat di Amerika, dengan pohon Redwood, Pinus Chili, Ginkgo dan Maidenhair. Pohon-pohon tersebut menyedialan makanan berlimpah bagi sauropoda, salah satunya adalah Seismosaurus, dengan panjang tubuh 50 meter dan berat 100 ton ia merupakan salah satu pemegang rekor dinosaurus.
Stegosaurus
Hewan ini mempunyai lempengan tulang atau zat tanduk di punggungnya dan duri di ekornya yang berfungsi sebagai alat perlindungan terhadap para predator. Hewan ini termasuk herbivora.
Therizinosaurus
Therizinosaurus ditemukan di selatan Utah, Amerika Serikat (AS). Penemuan ini memberikan titik terang terhadap evolusi binatang pemakan tumbuhan dan daging di jaman paleo dimana predator seperti velociraptor kemungkinan berkembang dari nenek moyang pemakan tumbuhan.
Dinosaurus yang baru saja ditemukan ini yang diberi nama nothronychus graffami, hidup sekitar 93 juta tahun yang lalu. Binatang ini berukuran tinggi empat meter dan memiliki paruh serta kaki depan seperti sayap dengan cakar sepanjang 22 sentimeter. Selain itu, binatang ini berkaki pendek dan gemuk, memiliki usus lebar, dan ciri-ciri lain yang menandakan bahwa mereka cenderung memakan tanaman dibanding mengejar mangsa. "Butuh waktu yang lama untuk mencerna makanan berbentuk tumbuhan di usus," kata ketua peneliti Museum Field Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Lindsay Zanno.