Hutan di Gunung Salak terdiri dari hutan pegunungan bawah (Submontane Forest) dan hutan pegunungan atas (Montane Forest). Bagian bawah kawasan hutan, semula adalah hutan produksi kelolaan Perum Perhutani. Di antara jenis pohon yang ditanam di sini adalah tusam (Pinus Merkusii), rasamala (Altingia Excelsa). Pada beberapa lokasi, terutama arah Cidahu, Sukabumi, ditemukan pula jenis tumbuhan langka bernama Rafflesia Rochussenii yang menyebar terbatas sampai Gunung Gede dan Gunung Pangrango di dekatnya.
Masih banyak pesawat sebelumnya yang mengalami kecelakaan di Gunung Salak ini. Berikut daftar kecelakaan pesawat yang terjadi di Gunung Salak
-15 April 2004, pesawat Paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport, jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Tiga orang tewas akibat kecelakaan ini.
-20 Juni 2004, pesawat Cessna 185 Skywagon, jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor. Lima orang tewas. Kemudian pada Juni 2008, pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut. Kecelakaan ini menewaskan 18 orang.
-30 April 2009, tiga orang tewas setelah kecelakaan terjadi pada pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.
-9 Mei 2012 Pesawat SSJ-100 (Sukhoi Superjet 100) buatan Rusia berpenumpang 46 orang.
Banyak kalangan keheranan mengapa Sukhoi yang malang ini turun ke ketinggian yang justru di bawah tinggi gunung. Staf Ahli Menristek Bidang Pertahanan Keamanan Hari Purwanto bahkan menyatakan penerbangan melalui kawasan Gunung Salak seharusnya tidak dilakukan pada ketinggian 6.000 kaki karena tinggi gunung itu sendiri sekitar 2.200 meter. Belum lagi awan tebal selalu meliputi pegunungan itu.
“Biasanya penerbangan dari Halim menuju Pelabuhan Ratu di ketinggian 12.000 kaki dan standar minimum 8.000 kaki, tapi Sukhoi ini terbang dari ketinggian 10.000 kaki, mengapa turun ke 6.000 kaki,” kata Hari Purwanto di Makassar, Kamis.
Pesawat Sukhoi Super Jet 100 buatan Rusia yang sempat hilang kontak saat Joy Flight dari Halim Perdanakusuma ke Pelabuhan Ratu diperkirakan menabrak pinggir tebing Gunung Salak. 45 orang yang menumpangi pesawat ini diperkirakan tewas. Hari menyebutan tiga faktor yang mungkin menyebabkan sebuah pesawat jatuh di Gunung Salah. Ketiganya adalah faktor cuaca, faktor kesalahan manusia, dan faktor kenaikan pesawat.
Ia mengingatkan bahwa jalur penerbangan Bandara Halim Perdanakusuma ke Pelabuhan Ratu via Gunung Salak, bukan jalur penerbangan. Itu pun bukan area aman untuk penerbangan, apalagi bagi pilot yang tidak terlalu mengerti medan di sana.
Pesawat Sukhoi yang telah dipesan penerbangan swasta Indonesia untuk penerbangan komersil itu diakuinya sudah diuji di sejumlah negara lain sebelum diuji di Indonesia, seperti Myanmar atau negara yang pasarnya terbuka bagi pesawat di luar Boeing, Airbus dan lainnya.
Banyak hal mistis yang dikait-kaitkan oleh orang-orang terhadap gunung ini. secara logika kabut tebal secara tidak langsung mengganggu perjalanan pesawat terbang. Bagi para pecinta alam, karakteristik gunung tersebut unik karena beda dengan medan di gunung-gunung di pulau jawa lainnya. Banyak juga para pendaki yang tewas di gunung salak ini, dikarenakan medan yang ekstrem, hutan yang lebat ditambah kabut yang tebal.