P2

Angela Bridges (Rachel Nichols) adalah seorang wanita karir yang sukses. Pekerjaan membuat Angela harus sering pulang malam termasuk pada malam Natal yang tak akan pernah dilupakannya seumur hidupnya.

Angela yang berjanji untuk datang awal agar bisa makan malam bersama keluarganya di malam Natal itu terpaksa harus tinggal lebih lama di kantornya. Awalnya Angela yang sudah bersiap pulang mendapati mobilnya tak dapat dihidupkan. Thomas (Wes Bentley), seorang petugas keamanan
yang mencoba membantu pun tak bisa berbuat banyak.

Angela kemudian memutuskan untuk pulang dengan taksi. Sayangnya ini pun tak berhasil karena Thomas yang sudah lama mengamat-amati Angela punya rencana lain. Thomas ingin makan malam bersama Angela, dan ini bukanlah sekedar permintaan yang bisa ditolak.

Tema seorang wanita yang terjebak di dalam sebuah ruangan bersama seorang pria yang punya 'niat buruk' mungkin bukan cerita baru. Banyak film layar lebar, bahkan film televisi, yang mengangkat cerita serupa. Yang beda hanyalah lokasi dan motif saja, selebihnya sama persis. Film berjudul singkat, P2, ini juga bukan pengecualian.

Ada satu masalah yang membuat film ini jadi terasa 'panjang'. Pemilihan lokasi area parkir yang relatif cukup luas dengan hanya ada dua tokoh di dalamnya memang membuat film ini sedikit terasa 'membosankan'. Tak banyak yang sebenarnya bisa dilakukan dua tokoh ini untuk durasi film sekitar 100 menit ini.

Yang membuat film ini terasa beda sebenarnya adalah logisnya alur cerita. Apa yang dilakukan tokoh Angela dan Thomas dalam film ini terlihat masuk akal sehingga tak ada kesan membuat penonton jadi 'bodoh'. 'Ketaatan pada logika' memang sangat berpengaruh pada kekokohan alur cerita sebuah film, dan P2 ini termasuk film yang cukup taat pada logika.

Dari sisi akting, meski (Wes Bentley) juga mendapat peran cukup penting, namun bisa disebut bahwa film ini adalah tentang Rachel Nichols. Rachel mampu menerjemahkan kondisi psikologis seorang wanita yang sedang berada di bawah ancaman dan berusaha bertahan dengan cukup baik. Tak banyak aktor atau aktris yang bisa menggambarkan kondisi kejiwaan ini, tapi Rachel mampu menampilkannya dengan baik.

Secara keseluruhan, film P2 ini cukup layak disebut film dari genre psychological thriller yang cukup berhasil. Sebagai sebuah hiburan pun film ini menyuguhkan tontonan yang enak dilihat terutama bagi mereka yang senang dengan film dari jenis ini. (kpl/roc)